Bismillah.
Abu Dzar Al Ghifari, nama yang gah dalam peradaban islam. Salah seorang sahabat Nabi s.a.w yang membuktikan bahwa iman di dada itu adalah energetic, bukan pasif.
Dia, mencari hidayah. Siapa sangka, keturunan perompak ini adalah pencari kebenaran. Dan akhirnya, Allah memilihnya untuk menjadi salah seorang yang memenangkan islam di muka bumi ini.
Hebatnya lelaki ini, setelah bersyahadah dihadapan Nabi s.a.w, seluruh jiwa, jasad dan aqalnya diserahkan kepada Allah semata.
Apa puncanya? IMAN, ya kerna saat itu iman benar-benar telah masuk ke dalam hatinya.
Sampai akhirnya, hidup dan matinya bukan lagi untuk diri sendiri.
Seerah indah terukir buat dirinya. Saat tertinggal dari rombongan tentera menuju satu peperangan. Dia bangkit, sendirian berjalan di panas terik sahara, semata untuk mengejar Allah dan Rasul nya.
Abu Dzar, Aku ingin sepertimu.
#NurinMayra
Abu Dzar Al Ghifari, nama yang gah dalam peradaban islam. Salah seorang sahabat Nabi s.a.w yang membuktikan bahwa iman di dada itu adalah energetic, bukan pasif.
Dia, mencari hidayah. Siapa sangka, keturunan perompak ini adalah pencari kebenaran. Dan akhirnya, Allah memilihnya untuk menjadi salah seorang yang memenangkan islam di muka bumi ini.
Hebatnya lelaki ini, setelah bersyahadah dihadapan Nabi s.a.w, seluruh jiwa, jasad dan aqalnya diserahkan kepada Allah semata.
Apa puncanya? IMAN, ya kerna saat itu iman benar-benar telah masuk ke dalam hatinya.
Sampai akhirnya, hidup dan matinya bukan lagi untuk diri sendiri.
Seerah indah terukir buat dirinya. Saat tertinggal dari rombongan tentera menuju satu peperangan. Dia bangkit, sendirian berjalan di panas terik sahara, semata untuk mengejar Allah dan Rasul nya.
Abu Dzar, Aku ingin sepertimu.
Aku Abu Dzar Yang Tertinggal*
Akulah Abu Dzar itu
yang menggenggam azzam
memasang mata awas di semesta perburuan
dan pantang istirah
nuju cintaMu
Bagiku cengkerama denganMu, luputkan resah
Bercinta denganMu, gugurkan lara
Akulah Abu Dzar itu
pada hari pecah-pecah
sahara jadi kepingan duka
tapi sekuat nyali, sekuat diri
aku berlari menjelang
langkah retak terseok,
tapak luka berdarah
ini jalinan rasa yang harus tetap bernyawa!
O, kafilah bercahya Illahi
Tunggu aku! Tunggu aku!
Seperti Abu Dzar,
sang pemburu cintaMu di padang mara
yang pernah tertinggal jauh dari laskar
tak peduli keringat, air mata, darah atau cuaca
kukejar Kau atas nama cinta
#NurinMayra
